Newest Post
Archive for April 2014
Bagaimanakah sifat garam yang terbentuk dari reaksi asam basa?
Apakah larutan dari garam tersebut bersifat asam, basa, atau netral?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sobat harus memahami hidrasi dan
hidrolisis.
Pengertian Hidrasi dan Hidrolisis
Suatu garam dalam pelarut air terurai membentuk ion-ionnya. Hasil
pelarutan garam ini dapat bersifat netral, asam, atau basa. Sifat
larutan garam ini bergantung pada sifat-sifat ionnya. Pelarutan garam
dapat memengaruhi keadaan kesetimbangan ionisasi air.
Sobat sudah mengetahui bahwa air membentuk kesetimbangan dengan ion-ionnya.
Garam-garam yang terlarut di dalam air mungkin terhidrasi atau terhidrolisis. Suatu garam dikatakan terhidrasi di dalam pelarut air jika ionionnya dikelilingi oleh molekul air akibat antaraksi dipol antara ion-ion garam dan molekul air. Antaraksi ion-ion garam dan molekul air membentuk kesetimbangan dan tidak memengaruhi pH larutan.
Suatu garam dikatakan terhidrolisis di dalam pelarut air jika ion-ionnya bereaksi dengan molekul air. Reaksi ion-ion garam dan air membentuk kesetimbangan dan memengaruhi pH larutan.
Sobat sudah mengetahui bahwa air membentuk kesetimbangan dengan ion-ionnya.
Garam-garam yang terlarut di dalam air mungkin terhidrasi atau terhidrolisis. Suatu garam dikatakan terhidrasi di dalam pelarut air jika ionionnya dikelilingi oleh molekul air akibat antaraksi dipol antara ion-ion garam dan molekul air. Antaraksi ion-ion garam dan molekul air membentuk kesetimbangan dan tidak memengaruhi pH larutan.
Suatu garam dikatakan terhidrolisis di dalam pelarut air jika ion-ionnya bereaksi dengan molekul air. Reaksi ion-ion garam dan air membentuk kesetimbangan dan memengaruhi pH larutan.
Kimia - Sifat Garam Yang Terbentuk Dari Reaksi Asam Basa
Kamis, 03 April 2014
Posted by Emerita Mayang Destiana
Apakah yang dimaksud larutan penyangga? Salah satu sifat penting dari larutan penyangga (disebut juga larutan buffer) adalah dapat mempertahankan pH larutan.
Menurut
Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran asam lemah
dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan membentuk
larutan penyangga. Contohnya, NH3COOH dan CH3COONa.
Demikian juga jika larutan mengandung campuran basa lemah dan garam
yang kationnya senama dengan basa lemah akan membentuk larutan
penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl.
Berdasarkan
Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung campuran dari
pasangan asam lemah dan basa konjugat atau basa lemah dan asam
konjugatnya akan membentuk larutan penyangga.
Contoh:
Prinsip larutan penyangga berdasarkan teori asam basa Arrhenius
terbatas hanya untuk campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah
dan garamnya, sedangkan prinsip berdasarkan Bronsted-Lowry lebih umum,
selain asam lemah dan garamnya (contoh a), juga mencakup campuran garam
dan garam (contoh b).
Tinjau contoh (b), sistem kesetimbangan asam lemah dan basa konjugatnya dapat berasal dari garam NaH2PO4 dan Na2HPO4. Jika kedua garam ini dicampurkan, akan terbentuk larutan penyangga.
Ternyata beberapa reaksi tertentu mempunyai sifat reaksi asam dan basa ,
tetapi tidak cocok dengan teori asam basa Brownsted-Lowry maupun teori
Arrhenius . Misalnya, reaksi antara oksida basa Na2O dan oksida asam SO3
membentuk garam Na2SO4. Persamaannya:
Na2O(s) + SO3(g) →Na2SO4(s)
Menurut teori asam basa Lewis ,asam adalah spesi yang bertindak sebagai
akseptor pasangan elektron bebas dari spesi lain membentuk ikatan
kovalen koordinasi. Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor
pasangan elektron bebas kepada spesi lain membentuk ikatan kovalen
koordinat.
Reaksi Na2O dan SO3 melibatkan reaksi ion oksida, yaitu O2– dari padatan
ionik Na2O dan gas SO3.
Reaksinya sebagai berikut.
Na2+O2–(s) + SO3(g) →2Na+ + SO42–(s)